Selasa, 22 September 2009

APANYA YANG DIAMBIL?

Ribut-ribut soal kesenian reog dari Ponorogo dan pulau Ambalat, sate, angklung belum selesai, muncul lagi kasus tari pendet. Semuanya ribut dan marah merasa harga diri terinjak-injak. Wah, gawat. . . Sampai-sampai lagi katanya mau perang. Mengapa begitu seru?

Katanya diambil tapi setelah saya selidiki, ternyata tari pendet, reog ponorogo,sate , angklung dan pulau-pulau itu masih ada di tempatnya, tidak kemana-mana. Nah , kan aneh dan bingung? ! Lalu apanya yang di ambil. Kalau memang merasa punya sendiri, mengapa tidak dijaga dan diurus baik-baik dari dahulu?

Yang lebih aneh lagi, saya berani jamin orang-orang yang demo dan berteriak lantang tentang harga diri itu ada diantaranya, mungkin bapaknya, saudaranya atau dirinya sendiri yang jadi koruptor atau juga orang disekitarnya. Kenapa bukan itu yang demo terlebih dahulu. Kalau yang ini, sudah jelas-jelas ada yang diambil, uang rakyat, dan ada yang hilang dan kerugian yang ditimbulkan.

Seharusnya bangun sekolah bisa kuat digunakan 30 tahun, karena dananya disunat jadi cuma kuat 5 tahun berdiri. Dan kalau bicara harga diri, yang korupsi itu harga dirinya jadi berapa? Kalau seorang pejabat, padahal sebelum menjabat disumpah terlebih dahulu. Tapi tetap korupsi jalan terus.

Kalau berani itu yang harus di perangi.

Berani?

Minggu, 20 September 2009

Selamat! Idul Fitri. . .

Hari ini bagi saudara - saudara yang beragama Islam adalah hari perayaan Idul Fitri_ merayakan hari kemenangan setelah satu bulan sukses menjalankan ibadah puasa. Memang perlu diberikan selamat! Karena sungguh luar biasa, dengan melewati berbagai macam kesulitan dan godaan , akhirnya tercapai juga tujuan, yaitu bisa menjalankan puasa sebulan penuh. Luar biasa, bahkan ada rekan kerja yang tidak sempat saur karena kesiangan, tetap bisa menjalankan, dengan satu niat. Ada lagi sedang sakit, walau tidak diwajibkan tetap bisa menjalankan. Sekali lagi, hanya karena sebuah niat untuk bisa menjalankan ibadah sucinya sebulan penuh.
Engkaulah pemenang!
Nah, bagaimana dengan yang menjalankan puasanya bolong-bolong dan tidak full, atau puasa dengan sistim 1 + 1 ( puasa hari pertama dan hari terakhir ), bahkan ada yang satu hari pun tidak menjalan ibadah puasanya_ memang bisa diganti setelah Idul Fitri, tapi setelah itu banyak yang lupa _ dengan alasan tidak kuat dan keadaan yang tidak memungkinkan? Sebenarnya kalau ada niat, pasti bisa! Apakah mereka perlu di ucapkan selamat juga? Padahal mereka pecundang! Selamat untuk apa? Apakah mereka pantas juga untuk merayakan Idul Fitri , sebagai hari kemenangan? Kemenangan dari apa? Sudah itu , pas hari ini pakaiannya yang paling keren lagi dan senyumnya paling lebar. Dalam hati berkata," gimana tidak girang, pakai baju keren, bisa makan enak , bisa jalan-jalan, tidak usah kerja lagi!
Akhirnya tetap saya harus mengucapkan selamat Idul Fitri kepada semuanya. Kepada yang menjalankan ibadah puasanya sebulan penuh, kalian memang luar biasa sebagai seorang pemenang. Teruskanlah jadi pemenang untuk selanjutnya! Kepada yang tidak bisa full, tapi masih ada niat, tetap kalian luar biasa! Kepada yang memang tidak ada niat, selamat untuk segera introspeksi diri!

Kamu Jangan Korupsi !

Sering sudah kita mendengar, kamu jangan begini, jangan begitu. Tetapi kenyataannya apa?
Bapak marah-marah ke anaknya, "kamu jangan merokok! " Lalu anaknya protes," Lah, bapak sendiri kan merokok ! " Bapak masih dalam keadaan marah, "Bapak itu justru tidak mau kamu merokok, karena merokok itu tidak baik. Bapak bisa rasakan sendiri! Kamu tahu!" Anehkan, sudah tahu tidak baik, kenapa merokok? Pasti alasannya susah berhenti. Kan alasan. Coba kalau dokter bilang, "Bapak mulai saat ini harus berhenti juga merokoknya, kalau tidak, bapak pasti akan langsung mati, karena tubuh bapak tidak boleh ada nikotin lagi! " Saya jamin, pasti bisa berhenti! Ada seorang pimpinan atau pejabat, pasti bilang ke anak buahnya, kalian jangan coba-coba korupsi ya, kalau ketahuan jangan salahkan saya. Tapi menurut pengalaman, sebenarnya itu cuma taktik saja, agar kita tidak korupsi. Dengan demikian yang ngomong kan jatahnya tetap banyak. Karena itu pengalaman sendiri. Saat kerja punya atasan, kalau setiap hari meeting pasti selalu mengingatkan untuk tidak coba-coba korupsi. Karena nanti urusannya dengan penjara. Ya. . Benar saja, setelah saya tidak bekerja lagi, tidak lama kemudian saya dapat kabar, mantan atasan saya itu ketahuan korupsi ratusan juta. Hebatkan?! Jadi sebenarnya, intinya itu kalau ada yang bicara, kamu jangan. . . Itu artinya saya boleh! Kalau kita tanya, "Kenapa bapak bilang jangan korupsi, kok bapak sendiri yang korupsi? " " Kan saya bilang kamu atau kalian jangan korupsi, bapak tidak bilang 'saya' jangan korupsi! " Kalau dipikir, benar juga kok! Kamu jangan, artinya saya boleh!

Senin, 14 September 2009

ORANG KAYA, HORMATILAH PEMBANTUMU

Saat di layar tv ada tayangan sinetron, sekilas saya menonton ada sebuah adegan yang membuat otakku berputar-putar.
Seorang majikan marah dengan sombongnya sambil bertolak pinggang, " Hey, dasar pembantu, udah saya bayar mahal, kerjanya gak becus!
Eh, pembantunya mangut-mangut, justru saya yang emosi. Dasar majikan gak tau diri, udah di bantu cuma bisa marah, otak saya beremosi sendiri.
Hey orang kaya, janganlah sombong! Walaupun uangmu segunung, tapi bayangkanlah, karena kesombonganmu, suatu saat tidak ada yang mau jadi pembantumu lagi. Mungkin kamu berkilah, makan saya tinggal beli, cuci pakaian, ada laundry. Buat apa pusing. Eh tunggu dulu, sekali lagi, karena kesombongan, semua rumah makan kompak tidak mau menjual kepada anda, dan tempat laundry tidak mau mencuci pakaian anda. Apa yang bisa kamu lakukan dengan uangmu. Anda masih punya jalan, toh aku bisa masak sendiri. Tapi lagi-lagi karena kesombongan anda, semua petani dan toko beras, tidak ada yang bersedia menjual beras kepada anda.
Anda punya pabrik, tapi tidak ada yang mau kerja pada anda walau sebulan di gaji satu miliar. Lalu apa yang bisa anda lakukan dengan uang anda. Dan suatu hari karena kelaparan anda terpaksa merampok makanan. Bukankah hidup yang menyedihkan?
Jadi, sebelum itu terjadi pada anda, mulai saat ini, rendahkanlah hatimu.
Ih, jadi takut sombong nih!
Demikianlah pikiran saya berkeliaran hanya gara-gara sebuah cuplikan sinetron picisan.

Sabtu, 12 September 2009

10 Kemiskinan

Sungguh begitu banyak orang yang menghina dan mencibir saat tahu aku begitu miskin. Memang kemiskinan itu suka tak di hargai. Mereka tidak tahu, bahwa aku lebih miskin lagi dari yang mereka lihat, karena aku memiliki 10 kemiskinan yang sebentar lagi akan masuk MURI.
1. Miskin Kesombongan.
2. Miskin Keserakahan.
3. Miskin kebohongan.
4. Miskin Kebencian.
5. Miskin Kemalasan.
6. Miskin Kemarahan.
7. Miskin Kecemburuan.
8. Miskin Ketakutan .
9. Miskin Keasusilaan.
10. Miskin Kebodohan Batin.
Tapi aku memiliki 10 kekayaan yang tak ternilai yang tak ingin aku diketahui orang.
1. Kaya Kerendahan Hati.
2. Kaya Kesederhanaan.
3. Kaya Kejujuran.
4. Kaya Memaafkan.
5. Kaya Semangat.
6. Kaya Kesabaran.
7. Kaya Kasih.
8. Kaya Kearifan.
9. Kaya Keberanian. 10. Kaya Moral.
Semoga ini benar-benar menjadi kekayaan yang dapat aku miliki, selamanya.
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Easy setup in minutes
http://mail.ovi.com

MEMPERSULIT HIDUP

~ Kita _ manusia-manusia yang ada dibumi ini _ lebih suka mempersulit hidup dengan melakukan hal-hal yang rumit ,daripada mempermudahnya dengan hal-hal yang sederhana.

~ Suatu hal yang gampang untuk dikerjakan, tetapi kita mempersulitnya dengan hanya membayangkan.

~ Untuk melakukan dosa itu sulit _ ke rumah bordil, mesti bayar tapi banyak yang pergi _Tetapi untuk perbuatan baik itu gampang kita enggan untuk melakukan ~ pesantren gratis, tapi sepi peminatnya, diskotik harus bayar, pengunjung berjuber.

~Untuk mencari kebahagiaan sementara kita rela untuk melakukan hal yang sulit , tapi mengabaikan melakukan hal yang mudah yang mendatangkan kebahagiaan yang panjang.

~ Dengan duduk tanpa keluar rumah kita dapat menikmati kebahagiaan tapi kita rela pergi jauh sampai lelah untuk mendapatkan kebahagiaan sesaat saja.

Demikianlah, tolong jangan "di pikirin" nanti malah tambah rumit pikiran.



kps
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Get mail on your mobile or the web
http://mail.ovi.com

Jumat, 11 September 2009

APAKAH TIDAK BOLEH MENASEHATI?!

Ada orang yang berteriak padaku, "Jangan sok benar kamu! Kamu aja masih gak benar, mau nasehatin orang! "

Iya juga. ..Tapi?!

Diri sendiri belum benar, mana bisa membenarkan orang lain. Jadi, apa yang harus aku lakukan? Lebih baik diam saja? Lalu bagaimana, suatu saat mengalami satu hal ini : melihat ada seorang teman siap-siap mau bunuh diri dengan minum racun serangga karena usahanya bangkrut. Lalu aku berpikir, mungkin kalau aku mengalami seperti yang di alaminya saya juga akan melakukan hal yang sama. Jadi aku tak perlu menasehati, tapi membiarkannya bunuh diri.

Mengapa harus begitu? Walaupun aku belum tentu bisa menjalankan apa yang aku nasehatkan, seharusnya pada saat itu aku tetap menasehati dia untuk tidak bunuh diri. Tak ada salahnya memberikan sesuatu yang baik kepada orang lain, tapi sendiri mendapatkan keburukan.

Apa salahnya menganjurkan orang lain berbuat kebaikan, sedang diri sendiri tidak bisa melakukan. Tak ada salahnya mengajak orang berbuat amal, padahal diri sendiri belum tentu bisa melakukan.
Siapa tahu karena sering menasehati orang bisa menular kepada menasehati diri sendiri, apa yang belum bisa diri sendiri lakukan, menjadi bisa.
Bingungkan?!

Tak perlu dibaca. . . .


kps
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Available in 15 languages
http://mail.ovi.com

Sabtu, 05 September 2009

Bunuh Diri Demi Kebaikan

Pernah ada sebuah berita yang cukup heboh, seorang ibu muda melakukan bunuh diri bersama dua anaknya, dengan cara minum racun. Akibat beban hidup yang begitu cepat. Kalau dipikir dengan logika mengapa ada orang yang mau bunuh diri dengan meracuni diri sendiri? Tapi masuk logika juga, bahwa ternyata dalam surat wasiatnya sang ibu menyatakan kasihan kalau anak-anaknya harus hidup dalam kemiskinan. Jadi lebih baik dimatikan saja, agar semua penderitaan berakhir.
Memang demikiankah kebenarannya?!

Satu tujuan yang baik, tapi dengan satu cara ya. . . Tentunya salah.

Demikianlah dalam hidup kita. . .

Banyak cara yang kita lakukan dengan salah untuk tujuan yang baik.

Misalnya ada yang dengan santainya korupsi, supaya dosanya impas lalu uangnya di amal kan ke mesjid atau untuk anak yatim piatu. Uang dapat, pahala dapat. Mantap kan?
Dosa dimaafkan!
Bisa demikian gampangkah?!

Atau ada yang lebih keren lagi, demi untuk memenuhi nafsunya, seorang lelaki baik-baik, menikah sana-menikah sini. Dengan dalil agama, punya istri sampai empat tak masalah sanggup. Daripada jajan, dosa! Keren kan? Napsu terpenuhi, tidak berdosa lagi. Benarkah?!

Ada lagi yang sok suci dan menghina agama lain, karena hanya agamaku yang paling benar dan diakui Tuhan dan terdaftar di Surga. Dengan demikian ia menyimpan benci dan memusuhi orang lain.
Begitukah orang yang beriman?!

Saat ada orang lain yang bersalah pada kita, maka dengan semaunya kita memarahinya, dengan alasan , saya memang pantas marah karena ia bersalah.
Sungguhkah harus demikian?!

Dilain waktu kita berselingkuh, dan kita katakan itu hanya sekedar selingan, yang penting rumah tangga saya tetap utuh, masih sayang anak dan istri. Tak ada salahnya sesekali selingkuh.
Sungguhkah harus begitu?!

Sungguh pintar kita menutupi kesalahan dengan kebenaran menurut pemikiran diri sendiri .


kps
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Get mail on your mobile or the web
http://mail.ovi.com

Jumat, 14 Agustus 2009

JANGAN PIKIRKAN HARI ESOK!

Mengapa aku harus begitu repot dan merisaukan hari esokku yang belum tiba?
Bukankah sudah cukup hidup dengan memikirkan hari ini saja?
Karena sering kali aku begitu repot dan gelisah bahkan stress memikirkan akan hidup hari esok yang belum pasti .
Tetapi setelah tiba hari esoknya, semua berjalan dengan baik dan lancar , bahkan apa yang aku risaukan tidak terjadi.
Begitu banyak peristiwa yang aku alami, dan salah satunya adalah, saat istri dinyatakan harus diopname karena penyakitnya sudah parah dan tidak ada jalan lain, harus dioperasi.
Dan aku sudah menyatakan pada dokter, bahwa aku tidak ada biaya, apalagi mencapai sampai puluhan juta. Saat itu, hampir saja aku pingsan, mendengar istri harus di opname dengan biaya sekian.
Dokter hanya mengatakan, soal biaya gampang. Dalam hati saya berpikir, kalau bagi dokter sih gampang, mungkin sehari penghasilannya bisa satu dua juta, kalau aku untuk mendapatkan sebanyak itu harus bekerja selama sebulan.
Walau dengan berat, semuanya tetap harus dilakukan karena keadaan, memang penyakitnya harus di operasi. Dan menghabiskan biaya kurang lebih 20 jt.
Padahal dalam pemikiran aku, kalau dalam keadaan normal mana mungkin untuk mendapatkan uang sejumlah itu.
Tetapi dengan usaha dan doa tentunya, ternyata semua biaya itu dapat ditutupi, walau dengan meminjam kesana sini _ tapi termasuk usaha juga kan?
Yang tak disangka adalah ada seorang dermawan yang membantu, padahal sebelumnya kenal pun tidak
Namun dari semua itu adalah, bahwa orang - orang _ saudara dan teman _ yang diharapkan seharusnya membantu, justru berpangku tangan, bahkan saat ditelepon untuk mengabarkan sakitpun , diterima dengan jawaban salah sambung, karena sebelumnya sudah dapat kabar bahwa istri masuk rumah sakit.

Tetapi jalan kehidupan siapa yang tahu, oleh sebab itu aku sampai mengatakan, jangan pikirkan hari esok, karena toh hari esok akan baik - baik saja, untuk apa di pikirkan?
Karena memang istri saya pada akhirnya baik-baik saja, dan semua biaya dapat ditutup.
Sampai saat ini, sudah berapa hari esok yang telah aku lalui dengan baik?

Catatan : Biarkanlah hari ini aku jalani dengan sepenuh hati dan rasa syukur, karena aku selalu percaya hari esok akan indah untuk dijalani.

Jumat, 07 Agustus 2009

Rasukilah Aku Hai..Kedamaian!

Biarkan...biarkanlah..Aku Disini, Menikmatinya...Siapapun Aku Tak Peduli Lagi...Hanya Kau Alunan Musikku...Biarkanlah Merasuki Sampai Ke Aliran Darahku...Aku Pasrahkan...Begitu Damai dan Tiada Kekacauan Lagi...Apa Yang Harus Aku Pikirkan Untuk Mengganggu...?

Saat Untuk Keheningan....

Dengarkanlah...tanpa ada pemikiran-pemikiran...hanya dalam keheningan..dalam nafas yang dalam-dalam...bebaskan segalanya...dalam kebebasan hati yang terbuka..

Minggu, 02 Agustus 2009

PASIEN MINTA DIBUNUH

Seorang suster dengan tujuan yang mulia untuk mengakhiri penderitaan pasiennya menyuntikan serum mematikan atau bahkan atas permintaan pasiennya sendiri untuk disuntik mati atas penderitaannya yang tiada akhir. Coba bayangkan, seorang pasien dalam penderitaan yang sangat antara hidup dan mati, atau mungkin karena kecelakaan, matanya buta, kaki dan tangan remuk,muka hancur, tubuh lumpuh, dan yang tersisa hanya tarikan nafas,setiap hari harus menahan sakit yang sangat. Dan itu terus berlangsung, bisa saja sang suster kasihan dan juga pasiennya sendiri yang kasihan pada keluarganya maka yang terbaik jalan kematianlah yang terbaik! Adakah yang salah? Tapi apakah harus demikian dan jalan kematian yang terbaik? Bagaimana kalau kita sendiri yang mengalami? Tapi bukanlah kita harus selalu berharap dan jangan berputus asa , karena tidak ada yang mustahil kalau kita mau berusaha dan punya keyakinan? Memang tujuannya baik tapi caranya salah. . Tapi kita tetap berpikir mengapa salah kalau itu baik? Demikian cara berpikir pada jaman edan sekarang, kita selalu punya dalil-dalil untuk membenarkan tindakan kita yang salah, kadang dengan dalil agama sekalipun.
-----------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Being used by users in 178 countries
http://mail.ovi.com