Jumat, 31 Juli 2009

ULURKAN TANGAN, BUKAN HANYA DOA!


Seorang teman menceritakan kepadaku, bergini :


Pada saat istrinya sakit dan harus dirawat beberapa hari dan juga harus menjalani operasi batu ginjal, tentunya membutuhkan biaya yang lumayan. Sang suami sudah bingung dan harus bagaimana untuk mencarikan biayanya.

Saat teman-teman istrinya dari kumpulan datang membesuk dan tahu masalahnya. Lalu sang pimpinan rombongan, berkata, " Ayo...kawan-kawan kita berdoa untuk saudari kita!"
Berdoalah mereka dengan penuh hikmat dan khusuk lalu pulang.

Suami sang istri nyeletuk, " Mi...yang kita butuhkan bukan cuma doa saja, sekarang yang penting itu biayanya, kalau biayanya tidak ada, bagaimana bisa operasi?"

Besoknya lagi, ada yang datang membesuk lagi, ternyata teman-teman sang suami. Lalu mereka juga tahu masalahnya.

Ada seorang yang lebih dituakan, kemudian berkata dengan lantang, " Ayo...teman-temanku, sekarang teman kita kesusahan, mari kita bantu bersama!!! Sambil berkata demikian lalu dia bergerak untuk mengumpulkan uang dari teman-temannya.

Dan akhirnya uang yang dikumpulkan cukup untuk biaya operasi.
Saat selesai operasi, teman-teman istrinya datang membesuk lagi.

Mereka dengan bangga berkata," Tuh kan, kita itu harus percaya, Tuhan kita itu baik, telah mendengarkan doa kita. Dan mengutus anak Tuhan untuk datang membantu! Mari kita berdoa lagi...."

Setelah teman-teman istrinya pergi. Sang suami berkata pada istrinya sambil bercanda, " Mereka salah tuh, teman-temanku itu bukan anak Tuhan, tidak mengenal Tuhan, malah anak hantu hehe..."



Catatan : Doa memang penting, tetapi doa yang paling nyata adalah dengan mengulurkan tangan untuk membantu kesulitan. Apakah seribu kali doa sebanding dengan sekali mengulurkan tangan untuk membantu?

Semoga saya salah!

Senin, 20 Juli 2009

Teroris, Aku Mendoakanmu

Jumat pagi tanggal 17 Juli 2009, terjadi lagi peristiwa teror yang entah keberapa kali.
Kali ini terjadi di Kuningan-Jakarta, tepatnya di Hotel JW Marriot dan Ritz Charton. Sungguh mengerikan, karena katanya ini adalah bom bunuh diri. Begitu banyak korban dan begitu banyak yang mengutuk peristiwa ini, tentunya mengutuk terorisnya. Entah apa yang dicari dan orang tak habis pikir mengapa ada yang sampai rela dan tega melakukannya.
Temanku yang kurang sadar saja bilang," Walau saya dijamin masuk surga dengan bom bunuh diri, tetap ogah saya lakukan, takut kalau sudah masuk surga, dicari-cari sama korban yang masuk neraka, nanti mereka demo ke Tuhan, kan gawat....di surga juga gak tenang!"
Sesungguhnya, sungguh-sungguh menyedihkan, kalau ada orang yang dengan sadar melakukan bom bunuh diri, yang selain membunuh dirinya sendiri, juga puluhan, ratusan atau bahkan ribuan orang dapat dijamin masuk surga.
Yang namanya teroris, jelas-jelas tujuan utamanya adalah untuk membunuh, pasti disertai dengan kebencian. Dengan hati yang masih ada kebencian, bagaimana bisa masuk surga. Nabi saja bersabdda, " Cintailah musuhmu " bukan dengan bencilah musuhmu.
Apalagi yang jadi korban itu bukan musuh, mungkin tanpa disadari ada saudaranya sendiri.
OLeh sebab, seorang teroris bom bunuh diri itu adalah seorang manusia yang sungguh menyedihkan dan telah hilang kesadaran, makanya aku mau mendoakan mereka agar dapat sadar di alam kubur sana. Kan kasihan, sudah menyedihkan dan tersesat, dikutuk lagi.
Mendoakan juga teman-temanya teroris itu bisa cepat- cepat sadar.
Marilah kita semua mendoakan untuk kesadaran semua teroris, sehingga tidak ada peristiwa pemboman lagi.
Amin

catatan : Saat ada yang berbuat kesalahan dan mereka tidak menyadarinya, masih pantaskah kita mengutuk mereka, padahal mereka dalam kesesatan.Salahkah aku mendoakan mereka?

Sabtu, 11 Juli 2009

Orang tua, memalukan kau!

Ada orang dengan bangga menyalahkan dan memarahi anaknya dengan kata, "kurang akar " saat anaknya berlaku tidak sopan.

Betul sekali. . . Memang kurang ajar bapaknya dan sebagai orang tuanya lah yang harus bertanggungjawab , dan itu adalah anda!

Sadarkah?!

Atau saat seorang anak yang terlibat dalam kejahatan, maka sebagai orang tua akan mengeluarkan kata, "kamu memang anak memalukan! "

Ah . . Memalukan memang, dan kata itu seharusnya ditujukan kepada diri sendiri sebagai orangtua, memalukan karena gagal mendidik anak, sehingga menjadi tidak baik.

Mengapa kita lebih sering menyalahkan orang lain atas kesalahan-kesalahan diri sendiri?

Karena kita ini memang suka memalukan dan kurang akar!

Selasa, 07 Juli 2009

Kenapa Belum berubah?

SERI MOTIVASI DIRI :

Ada yang berkata dengan sinis kepadaku, " Percuma kamu banyak baca buku dan menulis banyak tentang keinginan berubah diri, tapi tetap saja sifat buruk kamu belum berubah, malu dong!"


Walau ada kekesalan dan kemarahan yang tertahan, minimal kata-kata itu menyadarkan aku juga, lalu aku merenungi kenapa aku belum berubah, padahal aku sangat ingin tetapi saat bertemu dengan suasana yang memancing emosi aku kembali marah!
Begitu berulang kali sering terjadi.

Kemudian aku menjawab, " Memang saya belum berubah saat ini, minimal saya sudah punya keinginan, yang namanya cita-cita dan tujuan itu memerlukan waktu untuk mencapainya, tidak semudah membalikan telapak tangan. Yang penting ada langkah awal dengan sebuah tujuan, dan saya saat ini sedang berusaha meraihnya, jadi tolong hargai dan berikanlah dukungan !!!! "

catatan : saat punya suatu keinginan yang baik, hanya tinggal satu langka lagi untuk meraihnya dengan usaha.



kps